Category Archives: Siapa yang menikmati pertumbuhan pesat Bisnis TIK 2012?

Bisnis TIK Tahun 2012 akan tumbuh pesat, tetapi siapa yg akan menikmati hasilnya?

Indonesia sungguh beruntung, di saat AS dan negara-negara Eropa mengalami krisis perekomian, Indonesia malah mengalami pertumbuhan ekonomi yang bisa mencapai angka 6,5% tahun 2012. Sejalan dengan itu, maka diramalkan bahwa bisnis ICT juga akan mengalami pertumbuhan pesat. Trafik Data diperkirakan tumbuh sebesar 40% karena makin banyaknya dipakai perangkat-perangkat ponsel canggih (smartphones), seperti iPhone, BlackBerry, Ponsel canggih berbasis Android yang fiturnya makin canggih namun harganya makin turun, seperti produk ponsel Android dari Samsung serie Galaxy, dan produk-produk ponsel Cina maupun dalam negeri.

Dengan meningkatnya trafik data, maka para penyelenggara jaringan telekomunikasi juga harus bekerjka keras menyiapkan infrastruktur yang memadai, kalua tidak mau ditinggalkan oleh para pelanggan.

Ada tendensi bahwa operator jaringan seluler kecil malah bisa memberikan layanan transmisi data yang lebih baik, karena mereka masih sedikit pelanggannya, sehingga belum terjadi kongesti saluran transmisi data. Silahkan mencoba layana Bakrie AHA, Smartfren, dan Tri… Namun perlu diakui bahwa jangkauan layanan mereka masih terbatas di kota-kota besar saja.

Masyarakat akan semakin banyak yang menggunakan layanan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Linked-In, dan layanan-layanan Yahoo Messaging (YM) dan Instant Messaging (IM), BBM, serta chatting online yang makin digemari masyarakat karena biayanya yang hampir gratis. Demikian juga layanan VoIP atau Skype yang gratis bila antar PC, Laptop, Netbook atau iPad atau Galaxy Tab.

Demikain juga layanan Game Online, video streaming dari Youtube dan lainnya, IPTV yang mulai muncul di Indonesia yang dirintis oleh PT TELKOM (Groovia), browsing dan download data maupun video, semua itu merupakan trafik data, bukan trafik suara.

Dengan demikian, diperkirakan trafik suara akan makin menurun pertumbuhannya per tahun, digantikan trafik data yang meningkat tajam. Selain harus menyediakan saluran data yang makin besar kapasitasnya yang memerlukan biaya Investasi yang makin besar (CAPEX), para operator jaringan itu juga harus makin menurunkan tarif layanan data mereka agar dapat berkompetisi dengan baik dan tidak ditinggalkan oleh para pelanggannya.

Ini sebuah situasi yang serba salah, mau tetap kompetitif, maka mereka harus memberikan layanan yang memuaskan dengan biaya yang makin besar, dan sebaliknya penghasilan yang diterimanya makin menurun per satuan data yang ditransmisikannya.

Lalu siapa-siapa sajakah yang menikmati pertumbuhan trafik data di Indonesia tahun 2012 ini? Mereka adalah para pelanggan yang diuntungkan dengan makin besarnya kapasitas transmisi data, dengan tarif yang makin turun. Ini memang secara nasional adalah suatu kemajuan bagi bangsa dan negara, masyarakat Telematika Indonesia menjadi makin produktif, kreatif, cerdas dan memiliki pengetahuan yang luas (karena mudahnya mencari informasi dari Google, Yahoo dan Search Engine lainnya).

Kelompok lainnya yang diuntungkan adalah para pengusaha yang jeli melihat kesempatan untuk memanfaatkan situasi bisnis baru, mereka yang kreatif dan inovatif, memberikan layanan-layanan baru yang cepat, efektif dan efisien dengan tersedianya saluran komunikasi data yang cepat dan berbiaya relatif murah. Misalnya bisnis Outsourcing Sistem TIK untuk proses-proses bisnis perusahaan atau manajemen pengetahuan (Knowledge Management), kerja jarak jauh atau Teleworking, penyediaan Cloud Computing untuk berbagai aplikasi bisnis yang menggunakan sistem-sistem TIK, dan lain-lain lagi.

Juga yang akan diuntungkan adalah para penyedia Platform Bisnis atau Komunikasi, seperti BlackBerry, Unified Communications, VoIP atau Skype yang menyediakan layanan multimedia (suara, text, data dan video) berbiaya murah atau terjangkau.

Yang lainnya yang akan diuntungkan adalah para penyedia jasa konten, seperti Game Online, eCommerce, eProcurement, eHealth, eEducation, Web Commerce, Forum Jual Beli melalui Web, dan sebagainya.

Para penyelenggara jaringan telekomunikasi yang masih menjalankan bisnisnya secara konvensional akan berperan hanya sebagai penyedia “pipa bodoh” atau “dumb pipe“, kecuali bila mereka mampu memanfaatkan situasi bisnis TIK yang baru ini, Salah satunya adalah melalui kerjasama yang saling menguntungkan dengan para penyedia layanan-layanan “over-the-top” (OTT) tersebut diatas. Bila perlu dan bila mampu, mereka dapat juga melakukan merger dan akuisisi perusahaan-perusahaan OTT itu demi untuk dapat ikut menikmati kue pertumbuhan bisnis TIK di Indonesia. Yang harus mereka jaga adalah langkah-langkah M&A itu tidah melanggar aturan monopoli bisnis atau atau penguasaan pasar yang melampau kewajaran…atau agar dapat memenangkan argumentasi melawan KPPU.

Silahkan ditanggapi.